Ekonomi & Bisnis

Warga Keluhkan Langkanya Gas Elpiji 3 Kg

inilahjateng.com (Semarang) – Sejumlah warga dan pedagang kecil di Kota Semarang mengeluhkan sulitnya untuk membeli gas elpiji 3 kg.

Kelangkaan gas elpiji 3 kg sendiri memang sudah terjadi di sejumlah wilayah di Kota Semarang dalam sepekan terakhir.

Akibat kelangkaan tersebut, di media sosial Facebook banyak yang menjual gas elpiji 3 kg tersebut dengan harga mulai Rp 25 – 50 ribu, melebihi harga eceran tertinggi (HET) dari Pertamina Rp 18 ribu.

Salah satu warga yang juga merupakan pedagang bubur ayam di wilayah Kelurahan Krapyak, Semarang Barat, Ngadio mengaku sudah dua hari ini susah untuk membeli gas tersebut.

Bahkan, dirinya harus mencari hingga di luar daerah Kecamatan yang dia tempati namun tidak juga memperolehnya.

Baca Juga  Sido Muncul Siapkan Minuman Sehat untuk Gen Z dan Milenial

“Sudah dua hari ini, bingung mencari gas di mana, kemarin sempat nyari di sekitar Kecamatan Tugu juga nggak dapat, ngga tau  besok bisa jualan atau enggak,” ungkapnya.

Sedangkan, salah satu warga Kelurahan Ngesrep, Banyumanik, Anik juga mengatakan susah mencari gas di sekitar rumahnya.

“Susah dari kemarin, ini tadi ada di agen pangkalan, baru di drop satu mobil, langsung habis, ada yang diambil pengecer juga,” ucapnya.

Terpisah, Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina Patra Niaga Jawa Tengah, Taufiq Kurniawan menampik terkait kelangkaan gas elpiji 3 Kg tersebut.

Menurutnya, terkait distribusi gas elpiji 3 kg di Kota Semarang berjalan normal dan tidak ada kendala.

Baca Juga  JPEN Luncurkan Tabung CNG untuk Dukung Program Makan Bergizi Gratis

Bahkan, dirinya juga menyebut, stok di pangkalan tergolong aman dan bahkan pengiriman di sejumlah wilayah hingga saat ini berjalan lancar.

“Tidak ada kendala untuk distribusi, stok di pangkalan juga aman, jangan dijadikan patokan untuk beli di pengecer,” ujarnya saat dikonfirmasi melalui telepon.

Sebagai informasi, pemerintah telah mengambil kebijakan baru mengenai penyaluran elpiji 3 kg atau yang lebih dikenal dengan gas melon.

Per 1 Februari 2025, elpiji 3 kg hanya disalurkan melalui pangkalan, sehingga sudah tidak ada lagi pengecer.

Kebijakan baru tersebut akan mengatasi 3 persoalan yang selama ini dikeluhkan masyarakat yakni  kelangkaan, perbedaan harga dan ketepatan sasaran. (BDN)

Back to top button