Jateng

Warga Pranan Sukoharjo Keluhkan Bau Limbah Ciu

inilahjateng.com (Sukoharjo) – Bau limbah industri kembali dikeluhkan warga Desa Pranan, Kecamatan Polokarto, Sukoharjo. Aroma tidak sedap itu muncul sejak Bendung Colo dikeringkan pada Senin (16/10/2023) lalu.

Kepala Desa Pranan, Kecamatan Polokarto Jigong Sarjanto mengatakan, bau tidak sedap dari Kali Semin menyerang tiga RW, yakni RW 2, 3 dan 4.

Bahkan, warga Desa Telukan dan Pandeyan, Kecamayan Grogol dan Desa Tegalmade, Kecamatan Mojolaban juga merasakan hal yang sama.

“Baunya sangat menyengat, ada yang sampai mengeluhkan pusing dan sesak nafas,” kata Jigong, Rabu (25/10/2023).

Menurut Jigong, bau tidak sedap di Kali Samin itu muncul sejak Dam Colo dikeringkan pada Senin (16/10) lalu. Setelah dicek, air di Kali Samin berwarna coklat kehitaman.

Baca Juga  KONI Kota Semarang Gelar Penyuluhan Hukum Jelang PORPROV 2026

“Dam Colo ditutup, baunya jadi menyengat. Air irigasi yang biasa dibuang di kali Samin kan minim, sehingga hanya ada air limbah industri. Kemungkinan limbah ciu,” ungkap Jigong.

Menurutnya, pada musim-musim kemarau sebelumnya, bau menyengat seperti ini belum pernah terjadi.

Namun, justru baru kali ini bau yang dirasakan lebih parah dari sebelumnya.

“Ini baunya sangat parah. Warga sangat terganggu. Malah kalau tidak segera akan ditindaklanjuti, warga pingin mengungsi,” beber Jigong.

Atas keluhan warga itu, pihaknya sudah melaporkan ke Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukoharjo.

Jigong berharap, ada tindak lanjut dari instansi-instansi tersebut, sehingga warganya bisa tidur nyenyak.

Baca Juga  Musdes Ricuh, Warga Tolak Galian C

“Baunya sepanjang siang dan malam. Sangat mengganggu kenyamanan warga,” pungkasnya. 

Dikonfirmasi terkait limbah itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLh) Kabupaten Sukoharjo Agus Suprapto mengaku telah memberikan teguran kepada industri ciu. Setidaknya ada 40 industri pembuatan ciu yang sudah diberikan surat teguran.

“Kita sudah layangkan surat teguran. Supaya mengolah limbahnya dulu. Ada 40 industri pembuatan ciu yang kita tegur. Ada sebagian besar di Desa Ngombakan, Kecamayan Polokarto. Beberapa di Desa Bakalan, Polokarto dan Desa Cangkol, Kecamatan Mojolaban,” tandasnya. (DSV)

Back to top button