NasionalJatengEkonomi & Bisnis

Wisata Desa Budaya Wayang Keunikan Dusun Butuh Klaten

inilahjateng.com (Klaten) – Desa Wisata Wayang Sidowarno yang terletak di wilayah Kecamatan Wonosari Kabupaten Klaten yang berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo dan Kota Surakarta. Beragam paket wisata budaya yang dihadirkan oleh desa wisata wayang ini, mulai Galeri wayang, Tarian punokawan, Permainan tradisional, dan yang paling menarik adalah workshop proses pembuatan wayang.

Desa Wisata Wayang ini memiliki cerita sejarah berupa kerajinan wayang kulit yang terbuat dari kulit kerbau. Jaman sudah berkembang pada era digital dan nilai budaya pun masih melekat kuat pada warga lokal. Pembuatan wayang berpengaruh terhadap sejarah yang terkandung dalam bentuk dan pola wayang yang  menggambarkan budaya masyarakat sekitar.

Wisatawan melintasi jalan desa di Dusun Butuh, Desa Sidowarno, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Desa itu memanfaatkan wayang kulit sebagai daya tarik utama wisata.

Dusun Butuh Sidowarno  sebagai sumber atau penghasil kerajinan wayang kulit. Bahkan, Dusun Butuh Sudowarno sebagai desa wayang kulit yang telah dikenal hingga mancanegara.

Akhir-akhir ini, jasa wisata adalah salah satu produk jasa yang tumbuh dan berkembang pesat. Keinginan masyarakat, terutama warga perkotaan, untuk berwisata menghilangkan penat, membuat desa menjadi salah satu tujuan. Keasrian alam dan kesederhanaan desa menjadi daya tarik tersendiri.

Serta mengintegrasikan empat pilar utama, yaitu kesehatan, pendidikan, wirausaha, dan lingkungan, dalam setiap kegiatan pengembangan desa.

Badan Pusat Statistik menyebutkan, ada 26,42 juta penduduk miskin di Indonesia atau 9,78 persen dari jumlah penduduk. Padahal, sebenarnya perdesaan punya potensi besar untuk lebih maju dan sejahtera. Akan tetapi, perlu sentuhan dan pengelolaan yang tepat untuk membangkitkan desa. Potensi utama di perdesaaan adalah sumber daya alam. Di desa tersedia lahan, air, sumber pangan, hingga sumber energi ramah lingkungan dan berkelanjutan. Pemanfaatan sumber daya yang belum optimal adalah salah satu masalah yang harus segera diatasi dan dicari jalan keluarnya. Jika terkait masalah sumber daya manusia, harus ada pendampingan dan penyuluhan hingga ke pelosok desa tentang mengoptimalkan potensi desa tersebut.

Baca Juga  DPU Maksimalkan Pompa Portabel di Wilayah Timur Semarang
Dusun yang dihuni sekitar 500 keluarga itu dan sebagian warga yang masuk kategori keluarga miskin. Kampung Berseri Astra, yang menegakkan komitmen menjaga dan melestarikan budaya Indonesia tersebut. Dengan memilih Kampung Butuh, Desa Sidowarno, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten menjadi salah satu kampung binaan dari ratuan binaan lainnya di Indonesia.

Konsep Desa Wisata Wayang yang masih memiliki nuansa alami khas pedesaaan dengan lahan hijau pertanian, kesenian musik dan tari, serta kuliner merupakan aset desa, untuk menjadi daya tarik wisatawan. Fasilitas pendukung seperti areal parkir yang luas, kamar mandi umum, homestay, hidangan istimewa kampung (HIK) serta ramah tamah penduduk setempat untuk menyambut wisatawan yang datang.

Desa Sidowarno, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, pernah meraih juara IV Kategori Souvenir pada ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia atau ADWI 2023. Penyerahan penghargaan digelar di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI Sandiaga Salahuddin Uno menjelaskan bahwa saat ini, terdapat 4.573 desa wisata yang terdaftar. Angka ini melebihi target sebanyak 4.000 desa pada 2023. Pada 2024, Kemenparekraf menargetkan 6.000 desa wisata terdaftar agar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi desa serta menjadi platform promosi untuk menampilkan potensi desa-desa wisata di Indonesia kepada wisatawan domestik dan internasional. Salah satu cara meningkatkan kualitas sumber daya pelaku industri pariwisata ialah melalui pendidikan formal.

Menurut Sandiaga, saat ini ada enam politeknik pariwisata yang setiap tahun sebanyak 70 persen lulusannya terserap industri dan 30 persen sisanya berwirausaha di sektor pariwisata.

Joko Sulasno (43) menatah wayang di Dusun Butuh, Desa Sidowarno, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, desa itu memanfaatkan wayang kulit sebagai daya tarik utama wisata.

Jaka Sumarna, selaku Kepala Desa Sidowarno mengungkapkan desa wisata wayang ini diharapkan mampu meningkatkan peran aktif seluruh masyarakat Dusun Butuh dan dapat bermanfaat bagi seluruh warga Dusun Butuh dan sekitarnya.

wayang merupakan warisan budaya kebanggaan Indonesia yang telah diakui oleh UNESCO, sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity. Karenanya, keberadaan Desa Wisata Wayang di Desa Sidowarno menjadi desa wisata unggulan dan berdampak pada jumlah wisata terus meningkat, semakin berkembang, dan dapat membuka 4,4 juta lapangan kerja baru.

Baca Juga  Polisi Buru Pelaku Tawuran Remaja di Jalan Peres Semarang

Beragam paket wisata budaya yang dihadirkan oleh desa wisata wayang, yaitu pameran wayang kulit di galeri wayang, tarian punokawan, permainan tradisional, dan yang paling menarik adalah workshop proses pembuatan wayang.

Melalui pelatihan kewirausahaan dan pemasaran serta peningkatan mutu sumber daya manusia, segala potensi dan sumber daya di desa bisa menjadi modal kebangkitan desa menjadi maju dan mandiri. Tak ada yang tak mungkin. Desa bisa menjadi benteng bagi ketahanan pangan nasional, sumber kemandirian energi, dan tujuan kehidupan yang lebih baik untuk mengurangi pengangguran dan kemiskinan.

Sumardi sebagai pengrajin hiasan payet mengajak pata tetanggnya untuk ikut membuat hiasan payet. Perajin payet langganan keluarga Presiden Joko Widodo itu menyelesaikan pembuatan payet untuk setiap baju pengantin dalam waktu sekitar dua minggu. Desa itu memiliki sekitar 20 perajin payet dan hal itu turut dijadikan sebagai salah satu daya tarik wisata.

Pengrajin sibuk memproduksi busaba payet di Dusun Butuh Sidowarno, jasa pembuatan payet kebaya dan beskap itu dihargai sebesar Rp10 juta hingga Rp12 juta tergantung tingkat kesulitan dan motifnya untuk memenuhi permintaan jasa “wedding organizer” di sejumlah kota di Indonesia.

Yang istimewa, salah satu pengrajin payet kebaya desa Sidowarno, Mardi, yang menjadi langganan kebaya keluarga Presiden Joko Widodo. Baju pengantin dari Gibran Rakabuming dan Selvi Ananda, juga Kebaya pengantin Kahiyang dan Bobby Nasution, dibuat dari tangan ibu-ibu pngerajin payet Dusun Butuh Sidowarno.

Pembuatan busana berpayet oleh ibu-ibu rumah tangga yang dulunya tidak memiliki penghasilan apa-apa, kini sudah mulai berdaya. Bahkan, sejumlah perempuan yang awalnya hanya mendapatkan penghasilan dari suami untuk kebutuhan rumah tanggan, kini sudah bisa berkontribusi secara ekonomi di rumah mereka, berkat kegiatan menjahit payet itu.

Warga bermain panah di salah satu lokasi atraksi untuk menarik minat wisatawan di Dusun Butuh, Desa Sidowarno, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Budaya yang unik dan ramah menjadikan daya tarik masyarakat luar untuk belajar. Banyaknya wisatawan yang berkunjung ke desa menjadi pemantik masyarakat lokal untuk mengemas budaya yang ada, menjadi daya tarik wisata.

Baca Juga  Penerapan Cukai Berpemanis, Begini Kata Pengamat

Desa Wisata Wayang memiliki keunggulan dalam paket eduwisata terkait workshop pembuatan wayang seperti workshop pengerokan, penatahan, dan pelukisan. Desa ini juga memiliki keunggulan kriya lain seperti seni kaligrafi, seni payet(hiasan baju pengantin jawa), dan kriya eceng gondok.

Desa wisata wayang cocok dikunjungi ketika waktu liburan. Desa wisata wayang bisa dijadikan salah satu pilihan eduwisata dalam mengisi liburan karena banyak kegiatan pembelajaran seluk-beluk wayang beserta kegiatan outbound lainnya seperti jemparingan dan permainan tradisional yang disediakan oleh desa wisata wayang.

 

Pengrajin membuat wayang kulit. Wayang buatan warga setempat dijual dan dibeli oleh para wisatawan yang berkunjung ke desa tersebut.

Dusun Butuh Sidowarno mengangkat potensi wayang sebagai daya tarik utama. Betul! Selain dalam bentuk seni pertunjukan, wayang kulit juga dapat dinikmati dengan mempelajari proses pembuatannya dengan mengunjungi Desa Wisata Wayang ini, sebagian masyarakat Sidowarno adalah pengrajin wayang kulit yang keahliannya diwariskan secara turun temurun sejak tahun 1950-an. Wisatawan yang berkunjung ke desa ini akan dikenalkan dengan istilah seni tatah sungging, yaitu proses memahat dan mewarnai objek wayang kulit.

Pendampingan yang konsisten meliputi pelatihan dalam teknik produksi, manajemen usaha, hingga strategi pemasaran yang efektif membuat para perajin mampu menghadapi tantangan pasar yang terus berubah. Saat ini, jumlah perajin wayang kulit di kampung tersebut sekitar 80an. Satu perajin rata-rata bisa membuat delapan hingga belasan wayang per bulan untuk pasar domestik dengan penghasilan kotor Rp 5juta-Rp 6 juta.

 

 

 

 

 

 

Simak terus inilahjateng.com untuk mendapatkan informasi baru dan perkembangan beragam berita peristiwa menonjol di Jawa Tengah serta nusantara mulai politik, hukum, kriminal, ekonomi-bisnis, sosial-budaya, olah raga, kesehatan, pendidikan, pariwisata, hiburan (entertainment), hingga kearifan lokal (local wisdom) dan lainnya.

Back to top button