Women Ecosystem Catalyst 2024 Beri Apresiasi Womenpreneur se Indonesia

inilahjateng.com (Semarang) – Women Ecosystem Catalyst (WEC) 2024 memberikan apresiasi kepada 20 pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang ada di seluruh wilayah di Indonesia.
WEC Representative, Shinta Arum menyebut ada 20 perempuan pelaku UMKM yang mengikuti rangkaian WEC 2024 yang telah dimulai sejak Januari 2024 hingga sekarang.
“Jadi dari 1.526 pendaftar, terpilih 20 besar. Mereka berasal dari berbagai daerah, seperti Semarang, Yogyakarta, Malang, Medan, Lampung, Palangka Raya dan Papua,” kata Shinta Arum saat “FInal Day and Awarding Night WEC 2024” di Openaire Marina, Kamis (6/6/2024) malam.
Shinta mengatakan WEC merupakan program kolaborasi antara Sampoerna Untuk Indonesia, Perkumpulan Imanijasi Penaja Mula, dan Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah yang fokus pada pemberdayaan wirausaha dan organisasi perempuan.
“Sektor usaha dari 20 ini perempuan pengusaha ini beragam, ada food and beverages (fnb), teknologi, wellness, agriculture, kemudian fashion and craft,” jelasnya.
Program WEC terbuka bagi womenpreneur dengan persyaratan, yakni memiliki bisnis minimal enam bulan, berusia minimal 17 tahun, dan memiliki tim minimal terdiri atas dua orang.
Ia menjelaskan dari hasil penjaringan hingga terseleksi 20 orang ini ternyata tidak hanya anak muda, tetapi rentang usianya beragam, mulai 22 tahun hingga paling tua ada 53 tahun.
“Bisnis mereka yang mungkin sudah berjalan 1-2 tahun, kami bantu kembangkan. Kami berikan pelatihan tentang branding, marketing, tata kelola bisnis, dan bagaimana bisnis itu bisa menciptakan efek bagi lingkungan dan sosial,” bebernya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jateng, Sumarno mengapresiasi program kolaborasi tersebut untuk pengembangan sektor UMKM di Indonesia secara umum, dan Jateng secara khusus.
“Antusiasmenya sangat luar biasa. Jadi, selain mendapatkan capacity building, kegiatan ini bisa menjadi ajang silaturahmi untuk membangun jaringan. Karena pengusaha enggak punya jaringan enggak bisa berkembang,” tutur Sumarno.
Sumarno mengakui sektor UMKM sudah terbukti lebih tahan dari berbagai krisis yang terjadi, mulai krisis ekonomi 1998 hingga pandemi COVID-19 sehingga perlu untuk terus dikembangkan.
“Dari data ya, pelaku UMKM bukan hanya di Jateng, tapi di seluruh Indonesia itu lebih dari 60 persen. Itu menunjukkan bahwa perempuan ulet, lebih tahan, dan semangatnya luar biasa,” tuturnya.
Turut hadir pada kegiatan itu, para mentor dan assessor, seperti Meika Hazim (owner Cokelat nDalem), Asri Saraswati (CMO Agradaya), Ghufron Mustaqim,Ali Charisma, Aliyah Natasya M.Sc.,CFP. (Financial Planner), dan Nisaul Aulia (Founder & CEO Basicludo).
Masing-masing mentor dan assesor berkecimpung pada bidang yang berbeda seperti marketing, produk bisnis, lingkungan dan sosial, tata kelola bisnis, keuangan, hingga branding.
Dari 20 perempuan wirausaha itu, PT Salaku Cara Enak Makan dinobatkan sebagai “Best Pitching”, Ulur Wiji (Progressive), Kopi Gucialit sebagai “Impactful”, dan PT Wesclic Indonesia Neotech | Manaje.id (Active). (LDY)