JatengArena

KONI Jateng Kembalikan Dana Taekwondo ke Kas Daerah

inilahjateng.com (Semarang) – KONI Jawa Tengah akan mengembalikan dana pengembalian cabamg olahraga taekwondo ke Kas Daerah.

Ketua Bidang Pembinaan Pengprov TI Jateng Roy Nugroho menjelaskan hal tersebut dilakukan Seperti diberitakan sebuah media online dengan judul “Pengprov TI Jateng Kembalikan Dana Pelatda PON kepada KONI Jateng” yang diterbitkan pada beberapa waktu lalu.

“Kami tidak melakukan TC PON karena bantuan dana dari KONI Jateng turunnya terlambat yaitu tanggal 17 Februari lalu. Pengprov TI Jateng tidak akan menerima atau mengambil dana hibah yang bukan haknya,” ungkapnya dalam keterangan tertulisnya Jum’at (1/3/2024).

Dirinya menuturkan dana Pelatda PON yang dikembalikan meliputi dana sentralisasi Rp 97.200.000, dana sewa tempat latihan Rp 5.000.000, dan dana operasional pelatda Rp 2.000.000.

Dana bantuan dengan total Rp 104.200.000 itu sudah ditransfer ke rekening KONI Jateng pada (26/2/2024) lalu.

Dirinya menyebut akan melakukan TC PON jika bantuan dana diberikan di depan atau awal bulan. Pada bulan Maret, pihaknya siap melaksanakan TC PON dan siap memberikan prestasi yang terbaik bagi Jateng.

Baca Juga  Target Pemkab Demak Jadikan Tradisi Grebeg Besar Even Dunia

“Kami minta kepada KONI Jateng untuk mengucurkan bantuan dana TC PON pada tanggal 1 Maret atau sebelumnya, biar kami tidak nombok lagi,” ujarnya.

Menanggapi hal itu, Bendahara KONI Jateng Prasetyo Budi Yuwono menyebut tidak akan memanfaatkan dana pengembalian Pengprov TI tersebut untuk keperluan KONI Jateng. Pihaknya akan segera menyetorkan ke kas daerah.

“Prinsipnya,, terkait pengembalian uang bantuan Pelatda Sentralisasi dari Pengprov TI ke KONI Jateng akan dikembalikan atau  disetorkan kembali ke Kas Daerah Pemprov Jawa Tengah bersama sisa bantuan dana hibah lainnya,” ujarnya.

Sementara, Wakil Ketua Umum II KONI Jateng Soedjatmiko mengatakan KONI sudah meminta agar dana Pelatda tak dikembalikan, namun tetap untuk persiapan PON. Namun ternyata mereka bersikukuh dan tetap menyetor ke rekening KONI.

“Sudah kami lakukan pendekatan. Tetapi mereka ngotot mengembalikannya,” tambahnya.

Baca Juga  Polisi Amankan Empat Remaja Bersajam

Keadaan berkebalikan terjadi di level atlet dan pelatih. Taekwondo tetap mengikutsertakan atlet dan pelatihnya pada test fisik (di Stadion Jatidiri, beberapa waktu lalu), dan character building (di Rindam IV/Diponegoro, Magelang, 27-29 Februari). Hal itu dinilai sebagai hal yang menggembirakan.

“Yang penting atlet dan pelatih tetap semangat. Mereka adalah aset Jateng,” terangnya.

Lebih lanjut dosen FIK Unnes itu menyebutkan, sikap pengurus teras Pengprov TI Jateng sangat mengganggu konsentrasi dalam persiapan menuju PON Aceh – Sumut 2024.

“Ya. Sangat mengganggu kami. Bahkan mungkin berimbas kepada yang lainnya,” tegasnya.

Dijelaskan oleh Soedjatmiko, taekwondo bersama wushu, panahan, pencak silat, atletik,biliar dan menembak merupakan tujuh cabang olahraga unggulan satu.

Mereka mendapat dana Pelatda lebih awal dan lebih besar dari yang unggulan kedua dan ketiga.

“Bahkan di antara cabang unggulan, taekwondo mendapat anggaran terbesar. Jadi memang aneh kalau masih menuntut anggaran lebih besar,” paparnya.

Baca Juga  Kapolda Jateng Dikukuhkan Jadi Ayah Asuh Anak Stunting

Cabang olahraga unggulan satu diberi target minimal tiga medali emas.Beberapa waktu lalu, dalam koordinasi dengan cabang olahraga Sekum Pengprov TI Efendi dan pengurus lainnya yakni Adelio mengatakan, taekwondo menyebut target enam medali emas.

“Kalau kemudian dikabarkan TI menargetkan 10 medali emas, itu lebih baik. Dan, itu artinya melebihi target KONI yang minimal 3 emas,” ungkapnya.

Mengenai pencairan profosal yang tidak 100 persen, Djatmiko menyebut beberapa alasan. Pertama, dana hibah KONI dari Pemprov Jateng terbatas sehingga disalurkan ke cabang olahraga sesuai proporsinya.

Kedua, setiap proposal dianalisis beberapa pengurus untuk dibuat persetujuan.

“Kalau disetujui semuanya, malah patut dicurigai.Dikira ada hal-hal yang mencurigakan,” paparnya.

Hal lain, dalam setiap pengeluaran dana kepada cabang olahraga selalu diaudit oleh BAI (Badan Audit Internal) KONI.

“Dan setiap tahun diaudit juga oleh auditor eksternal. Soal keuangan, kami sangat terbuka,” pungkasnya. (BDN)

 

Back to top button