Inersia

Kota Denpasar Tempo Dulu: Kumpulan Foto dan Fakta Menarik

Sebagai Ibukota Pulau Bali, Kota Denpasar memiliki peran yang sangat besar atas berkembangnya kawasan yang menjadi destinasi mendunia tersebut. Perkembangan berbagai sektor, terutama sektor pariwisata, di Pulau Bali sebenarnya tak terlepas dari sejarah terbentuknya Kota Denpasar.

Mengutip dari Denpasarkota.go.id, dalam sejarahnya Kota Denpasar merupakan sebuah taman kesayangan dari Kyai Jambe Ksatrya, Raja Badung. Pada saat itu, Kyai Jambe menetap di Puri Jambe Ksatrya yang saat ini menjadi Pasar Satria.

Yang menarik, taman tersebut dilengkapi dengan tempat bermain adu ayam yang merupakan hobi Kyai Jambe Ksatrya. Kemudian ia kerap mengundang  raja-raja lain untuk melakukan adu ayam di sebuah taman yang berada di sebelah selatan puri dan tepat di utara pasar.

Nama Denpasar muncul ketika wilayah Badung dipimpin oleh dua kerajaan, yakni Puri Pemecutan dan Puri Jambe Ksatrya yang merupakan satu keturunan dari Kyai Jambe Pula.

Keduanya memiliki pembagian kekuasaan, yakni wilayah Barat Tukad Badung oleh Puri Pemecutan dan wilayah Timur Tukad Badung yang dipimpin oleh Puri Jambe Ksatrya. Taman yang dibangun oleh Kyai Jambe Ksatrya itulah yang kemudian dijuluki sebagai Denpasar.

Berikut beberapa fakta menarik di balik kota Denpasar yang dikenal oleh banyak masyarakat bahkan hingga di seluruh dunia:

Baca Juga  Geyser Cisolok Sukabumi Jadi Primadona Wisata Akhir Pekan

1. Awalnya Sebuah Taman

Suasana Kota Denpasar Tempo Dulu
Foto: BaleBelong

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Denpasar pada mulanya merupakan sebuah taman. Nama Denpasar terdiri dari dua kata, yakni den yang berarti utara dan pasar yang berarti pasar. Nama ini diberikan pada taman tersebut karena berlokasi di Utara pasar.

Saat ini taman tersebut sudah menjadi Jaya Sabha (rumah jabatan untuk Gubernur Bali). Kemudian pada tahun 1788, secara administratif Denpasar diresmikan sebagai kota.

2. Proses Pembentukan Kota yang Panjang

Datang 201603100344 Asalusulkotadenpasar,ternyataberawaldarisebuahtaman - inilah.com
Foto: Pemkot Denpasar

Jika saat ini Kota Denpasar terlihat megah dan menjadi destinasi banyak wisatawan lokal dan asing, sebelumnya Denpasar mengalami proses pembentukan kota yang cukup panjang. Bahkan sejak Pulau Bali ditinggali oleh kerajaan-kerajaan.

Kemudian pada 23 Juni 1960, Denpasar ditetapkan sebagai Ibukota Provinsi Bali yang sebelumnya berada di Singaraja. Terletak di Jalan Gajah Mada yang berada tepat di Desa Candi, Pusat ekonomi kota Denpasar tidak dapat dilepaskan dari Pasar Tradisional Kumbasari.

Kemudian berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1978, Denpasar resmi menjadi Kota Administratif Denpasar. Seiring dengan kemampuan serta potensi wilayahnya dalam menyelenggarakan otonomi daerah, Kota Denpasar ditingkatkan statusnya menjadi kotamadya pada 27 Februari 1992.

Baca Juga  Pemprov Jateng Raih Penghargaan TPID Award 2024

Hal tersebut tertuang berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1992 yang diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri.

3. Wanita yang Bertelanjang Dada

Pakaian Wanita di Kota Denpasar Tempo Dulu
Foto: Paket Tour di Bali

Fakta menarik lainnya kota Denpasar tempo dulu adalah pakaian yang dikenakan wanita saat itu, yakni hanya mengenakan pakaian dari batas pinggang ke bawah, sedangkan bagian dada dibiarkan terbuka.

Tak sembarangan, namun pakaian tersebut memiliki arti khusus secara kultural yaitu sebuah ekspresi kejujuran. Menurut mereka, tradisi tersebut bisa membuktikan sebuah kejujuran orang di sekitarnya dan dengan bertelanjang dada mereka bisa menjaga apa yang mereka miliki tanpa disentuh oleh siapa pun.

Dengan demikian para perempuan pada zaman Bali kuno akan mudah mendapat kepercayaan dari orang lain, termasuk juga kaum laku-laki yang akan menjadi pasangan hidupnya.

4. Pernah Menjadi Milik Belanda

 930254 - inilah.com
Foto: Sejarah Bali

Sebelum menjadi sebuah kota, Denpasar merupakan kekuasaan Kerajaan Badung (Kerajaan Hindu) yang berdiri sejak abad ke-18 hingga ke-19 Masehi.

Pada perang Puputan Badung pada 20 September 1906, Belanda akhirnya menguasasi wilayah Kerajaan Badung yang membuat hampir seluruh anggota keluarga istana gugur dan rakyat Bali mengakhiri perlawanan pada Belanda.

Baca Juga  Jemaah Haji Wafat dari Embarkasi Solo Bertambah Jadi 10 Orang

Pemerintah Hindia Belanda membangun kontrol wilayah di Bali bagian Barat dan Selatan, baik secara politik, ekonomi, sosial, atau budaya. Setelahnya, dibangun pemerintahan sementara di bekas wilayah Kerajaan Badung dan Puri Denpasar.

Pada awalnya kota Denpasar terdiri atas beberapa rumah milik penduduk lokal saja. Kemudian untuk mempermudah proses pengaturan pemerintahan di Bali, Pemerintah Kolonial Hindia Belanda membagi wilayah Kerajaan Badung menjadi lima kedistrikan.

Distriknya antara lain distrik Kota (Denpasar), Distrik Kasiman, Distrik Mengwi, Distrik Abiansemal, dan Distrik Kuta. Distrik Denpasar adalah pusat segala aktivitas pemerintahan, termasuk sosial, politik, hingga perekonomian.

5. Belanda Memiliki Peran Penting dalam Pembangunan Denpasar

Seorang Pelajar Bersepeda Melintasi Catur Muka Denpasar Thn 1977 583381 - inilah.com
Foto: denpasarkota.go.id

Di balik pertumbuhannya, ternyata Belanda memiliki jasa besar dalam pembangunan Denpasar. Mulai dari bidang formal seperti jalan serta gedung pemerintahan hingga sekolah, pemukiman, pasar bahkan museum.

Karena pertumbuhannya tersebut, sektor wisata Denpasar mengalami kemajuan sangat pesat. Pada awal abad ke-19, Pantai Kuta banyak dilalui oleh kapal dagang, sehingga banyak hotel serta tempat hiburan.

Kumpulan Foto Kota Denpasar Tempo Dulu

Pasar Kota Denpasar Tempo Dulu
Foto: BaleBelong.id
Pura Kota Denpasar Tempo Dulu
Foto: sejarahbali.com
Bali Hotel Jalan Veteran Kota Denpasar Tempo Dulu
Foto: denpasarkota.go.id

Baca berita dan artikel menarik lain Inilah.com di Google News.

Back to top button