Tangani Stunting, Kemenkes Bakal Tiru Daycare Semarang

inilahjateng.com (Semarang) – Program Daycare di Kota Semarang dinilai berhasil menurunkan angka stunting dengan signifikan di Ibukota Jawa Tengah.
Daycare rumah Pelita milik Pemerintah Kota Semarang yang merupakan program untuk mengentaskan stunting bakal ditiru dan dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk menurunkan angka stunting di Indonesia.
Hal ini diungkapkan Prof. Ignas Sutapa yang merupakan Executive Director Asia Pacific Centre for Ecohydrology (APCE) – UNESCO C2C yang berdiskusi langsung dengan Wali Kota Semarang terkait dengan program Daycare tersebut.
Prof Ignas yang juga Tenaga Ahli Kesehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan ini melihat kota Semarang mampu menurunkan angka stunting dengan cukup signifikan salah satunya melalui intervensi yang dilakukan di daycare rumah Pelita.
“Kami mendalami itu dan kami melihat Kota Semarang mampu turunkan angka stunting secara signifikan dengan peogram daycare,” kata Prof Ignas saat konferensi pers di Lobby Kantor Wali Kota Semarang, Jumat (22/3/2024).
Seperti diketahui, lanjutnya, masalah stunting menjadi permasalahan bersama yang harus dituntaskan untuk menuju Indonesia Emas di tahun 2045.
Ia menerangkan dalam penanganan stunting ada tiga klaster yang harus ditangani secara mendalam yakni masalah asupan gizi baik bagi anak-anak dan ibu hamil, masalah behavior atau perilaku di lingkungan tempat tinggal anak dan masalah kesehatan lingkungan yang melingkupi sanitasi air hingga air minum bersih.
Dia menyampaikan penanganan stunting memang harus komprehensif.
Misalnya dengan dibarengi urban farming, beternak untuk memenuhi asupan gizinya.
Selain itu penekanan perilaku untuk memberikan pemahaman pada masa-masa krusial misalnya pengantin baru akan memiliki anak harus memiliki asupan khusus.
Pemahaman tentang kesehatan lingkungan juga penting, misalnya sanitasi, tidak membuang sampah di sekitar tempat tinggal hingga penempatan sumur yang jauh dari septitank.
“Ketiga klaster ini harus disentuh secara bersamaan maka tujuan pengentasan stunting akan bisa terlaksana,” tuturnya.
Adanya data-data tersebut maka akan bisa menjadi role model awal untuk menjadi permulaan penurunan stunting di Indonesia.
Ia menyebut jika daycare penanganan stunting di Kota Semarang bisa menjadi role model yang diterapkan bagi wilayah-wilayah di Indonesia yang masih memiliki angka kasus stunting.
“Ini sangat bagus dan bisa jadi model yang bisa ditingkatkan untuk percepatan penurunan stunting di Indonesia,” ungkapnya.
Prof Ignas mengatakan komitmen pimpinan daerah yang mau berkolaborasi dengan seluruh stakeholder serta memberikan kebijakan dan mendorong percepatan penurunan stunting juga menjadi kunci utama penurunan angka stunting.
“Nantinya kami akan berupaya untuk mensinergikan ini dengan pihak swasta maupun pihak perguruan tinggi. Semoga ini menjadi harapan bisa menjadi mengatasi masalah stunting,” terangnya.
Selain itu, diversifikasi sumber pangan ternyata juga penting untuk mendorong percepatan penurunan stunting. Seperti diketahui jika asupan gizi maka di hal penting dalam upaya penurunan stunting.
“Diversifikasi pangan ini penting. Karena sumber pangan banyak dan sering belum dimanfaatkan secara optimal dan kita dorong sumber pangan lokal jadi familiar juga karena memiliki gizi tinggi. Sehingga masyarakat bisa mendapat asupan gizi lebih mudah,” tandasnya. (LDY)