Kanal (jangan dipilih)

Daur Ulang Botol Plastik, PT ALBA Siap Turunkan Polusi Plastik

inilahjateng.com (Kendal) – Kesungguhan PT Alba Tridi Plastic Recycling Indonesia (ATPRI) Kendal, dalam menurunkan polusi plastik terutama jenis Polietilena (PET) dan memajukan ekonomi sirkuler serta mendukung komitmen Indonesia mencapai net zero carbon pada tahun 2060 mendapat dukungan penuh dari Asian Development Bank (ADB).

Dukungan tersebut diwujudkan dengan kunjungan dari ADB dan perwakilan Kementerian Keuangan RI ke fasilitas baru pabrik daur ulang PET milik PT ALBA Tridi Plastics Recycling Indonesia (ATPRI) di Kendal, Jawa Tengah, Kamis (4/7/2024).

Direktur PT ALBA Tridi Plastics Recycling Indonesia, Dian Kurniawati, mengatakan, kunjungan dari ADB dan perwakilan Kementrian Keuangan RI merupakan kebanggaan buat PT ATPRI karena pabrik daur ulang plastik yang didirikan di Kendal mendapat dukungan dari ADB dan Kementrian Keuangan RI.

“Tentunya kami dari PT ATPRI bangga atas kunjungan dari ADB dan Kementrian Keuangan karena ini wujud dukungan mereka kepada kami. Kamipun sungguh-sungguh ingin menurunkan polusi plastik,” kata Direktur PT ATPRI, Dian Kurniawati.

Dalam kunjungan tersebut Made Arya Wijaya selaku Direktur Eksekutif ADB untuk Indonesia, Renadi Budiman, Deputy Country Director ADB untuk Indonesia, Perwakilan Kementerian Keuangan serta Yi Guo, Direktur ALBA Group Asia melihat fasilitas pabrik yang sedang dibangun diatas lahan seluas 2,6 hektar yang mampu mendaur ulang secara berkelanjutan hingga 48.000 ton limbah botol PET setiap tahunnya.

“Kami tunjukkan sejumlah fasilitas pabrik yang saat ini masih dalam proses pembangunan diatas lahan seluas 2,6 hektar. Kami juga jelaskan bahwa pabrik daur ulang plastik secara berkelanjutan hingga 48.000 ton limbah botol PET setiap tahunnya,” jelasnya.

Dian menerangkan perlu adanya kerjasama dari berbagai pihak untuk menemukan solusi dalam menangani masalah sampah atau polusi plastik di Indonesia.

Investasi pada fasilitas baru ini adalah cara untuk membuka jalan terwujudnya visi Indonesia Emas 2045, dengan memperbaiki lingkungan dan masyarakat setempat.

“Tentunya dalam penanganan masalah sampah ataupun polusi plastik di Indonesia, kita perlu bekerjasama dengan berbagai pihak. Begitu juga dengan investasi pada fasilitas baru ini adalah cara kami membuka jalan terwujudnya visi Indonesia Emas 2045, dengan memperbaiki lingkungan dan masyarakat setempat. Kami sangat berharap hal ini dapat memberikan dampak yang besar dalam skala nasional.” terangnya.

Dian menambahkan pabrik ini akan memproduksi 36.000 ton bijih plastik PET daur ulang per tahun dan membutuhkan sekitar 48.000 ton limbah botol PET setiap tahun.

Limbah botol ini akan dikumpulkan dari Kendal dan wilayah di sekitarnya bekerja sama dengan pengepul lokal.

“Pabrik ini memproduksi 36.000 ton bijih plastik PET daur ulang per tahunnya itu mungkim includenya di angka 48.000 ton limbah botol PET setiap tahun. Ini yang kami perlukan juga karena limbah botol ini akan dikumpulkan dari Kendal dan sekitarnya bekerja sama dengan pengepul lokal,” tambahnya.

Lebih lanjut Dian menjelaskan hasil akhir dari daur ulang dalam bentuk cacahan plastik rPET kualitas tinggi dan pelet rPET food-grade dan rencananya akan dijual di lokal dan export.

“Hasil daur ulang itu nanti ada bentuk cacahan plastik PET kualitas tinggi dan pelet PET food-grade. Untuk penjualannya rencananya akan dijual di lokal dan export,” lanjutnya.

Untuk pengolahan limbahnya, PT ATPRI sudah dilengkapi dengan waste water treatment plant (IPAL) dimana saat proses pencuciannya akan membutuhkan air yang sangat banyak dan IPAL tersebut audah diinstal sesuai dengan aturan dan kepatuhannya sudah diatur oleh pihak KIK.

“Kalau soal pengolahan limbahnya, PT ATPRI sudah dilengkapi dengan waste water treatment plant atau IPAL nya dimana waktu proses pencuciannya membutuhkan air sangat banyak dan IPAL tersebut sudah diinstal sesuai dengan aturan dan kepatuhannya sudah diatur oleh pihak PT KIK,” sambungnya.

Investasi andalan PT ALBA Tridi Plastics Recycling Indonesia senilai US$60 juta ini menegaskan komitmen perusahaan dalam memajukan ekonomi sirkular Indonesia dan berperan aktif dalam mengatasi perubahan iklim, sejalan dengan visi ALBA Group Asia mencapai dunia tanpa limbah, atau world without waste.

“Kami tentunya punya komitmen dengan investasi senilai US$60 juta dalam memajukan ekonomi sirkular Indonesia dan berperan aktif dalam mengatasi perubahan iklim. Ini sangat sejalan dengan visi ALBA Group Asia mencapai dunia tanpa limbah, atau world without waste,” ungkapnya.

Dengan mengadopsi model kemitraan yang berfokus pada usaha mikro, kecil dan menengah, perusahaan bertujuan untuk meningkatkan tingkat pengumpulan sampah di Indonesia, menumbuhkan kesadaran lingkungan, dan mendorong keterlibatan masyarakat yang akan memiliki dampak jangka panjang.

Model bisnis berkelanjutan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi jangka panjang, termasuk penciptaan lapangan kerja lokal dan stimulasi perekonomian daerah di Kendal dan wilayah Jawa Tengah.

“Model kemitraan yang berfokus pada usaha mikro, kecil dan menengah, perusahaan memiliki tujuan untuk meningkatkan tingkat pengumpulan sampah di Indonesia, menumbuhkan kesadaran lingkungan, dan mendorong keterlibatan masyarakat yang akan memiliki dampak jangka panjang.

Model bisnis berkelanjutan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi jangka panjang, termasuk penciptaan lapangan kerja lokal dan stimulasi perekonomian daerah di Kendal dan wilayah Jawa Tengah,” paparnya.

Deputy Country Director ADB, Renadi Budiman, mengatakan, ADB menekankan bahwa kemajuan nyata dalam perjuangan melawan perubahan iklim memerlukan tindakan nyata selain diskusi-diskusi kebijakan dengan berbagai pemangku kepentingan.

Investasi ini dapat menjadi langkah konkret dan pada Juni 2023 ADB dan Leading Asia’s Private Infrastructure Fund (LEAP) memberikan certified blue loan kepada ALBA Tridi Plastics Recycling Indonesia dimana pinjaman ini telah mematuhi ADB’s Ocean Finance Framework dan kriteria investasi yang ditetapkan berdasarkan Action Plan for Healthy Oceans and Sustainable Blue Economies.

“Kami dari ADB selalu menekankan kepada pengusaha bahwa kemajuan nyata dalam perjuangan melawan perubahan iklim memerlukan tindakan nyata, tidak hanya diskusi-diskusi kebijakan dengan berbagai pemangku kepentingan. Investasi ini dapat menjadi langkah konkret dan pada Juni 2023 ADB dan Leading Asia’s Private Infrastructure Fund (LEAP) memberikan certified blue loan kepada PT ATPRI dimana pinjaman ini telah mematuhi ADB’s Ocean Finance Framework dan kriteria investasi yang ditetapkan berdasarkan Action Plan for Healthy Oceans and Sustainable Blue Economies,” kata Deputy Country Director ADB, Renadi Budiman, usai melihat fasilitas pabril PT APRI.

Renadi menjelaskan upaya perusahaan mendukung proses daur ulang dan pengelolaan sampah sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Indonesia.

Investasi seperti ini menghadirkan tolak ukur yang dapat ditiru oleh dunia usaha lain sehingga bisa memberikan kontribusi signifikan terhadap tujuan mengurangi emisi karbon dan meningkatkan kelestarian lingkungan.

“Upaya perusahaan dalam mendukung proses daur ulang dan pengelolaan sampah itu sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Indonesia. Hadirnya investasi ini sebagai tolak ukur yang dapat ditiru oleh dunia usaha lain dan memberikan kontribusi signifikan terhadap tujuan mengurangi emisi karbon dan meningkatkan kelestarian lingkungan” jelasnya.

Investasi ekonomi sirkular terkait pabrik daur ulang ini selaras dengan agenda pemerintah di bidang pemerataan investasi sekaligus bukti nyata dukungan terhadap visi Indonesia Emas 2045.

Pemerintah Indonesia memasukkan investasi hijau sebagai bagian dari pencapaian visi Indonesia Emas 2045.

“Adanya pabrik daur ulang plastik ini selaras dengan agenda pemerintah dibidang pemerataan investasi sekaligus bukti nyata dukungan terhadap visi Indonesia Emas 2045. Pemerintah Indonesia sudah memasukkan investasi hijau sebagai bagian dari pencapaian visi Indonesia Emas 2045,” terangnya.

Beberapa tahun belakangan investasi hijau di Indonesia terlihat meningkat. Laporan Bain and Company menunjukkan, aliran investasi hijau ke Indonesia pada 2023 mencapai US$1,6 miliar, naik 28% dibanding tahun sebelumnya.

“Investasi hijau di Indonesia sudah terlihat meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Dari laporan Bain and Company menunjukkan, aliran investasi hijau ke Indonesia pada 2023 mencapai US$1,6 miliar, naik 28% dibanding tahun sebelumnya,” tambahnya.

Dalam hal daur ulang plastik, Indonesia telah mencapai kemajuan yang signifikan, namun peningkatan investasi dan kebijakan yang mendukung masih dibutuhkan.

Kerja sama lebih lanjut dapat mendorong berkembangnya ekonomi sirkular di Indonesia dengan adanya dukungan komprehensif pemerintah terhadap pelaku industri menuju penyederhanaan proses perizinan, kepastian hukum, serta insentif finansial dan fiskal yang menarik.

“Indonesia telah mencapai kemajuan yang signifikan untuk soal daur ulang plastik, namun peningkatan investasi dan kebijakan yang mendukun juga masih dibutuhkan. Kerja sama dari semua pihak mendorong berkembangnya ekonomi sirkular di Indonesia dengan adanya dukungan komprehensif pemerintah terhadap pelaku industri menuju penyederhanaan proses perizinan, kepastian hukum, serta insentif finansial dan fiskal yang menarik,” paparnya.

Direktur ALBA Group Asia, Yi Guo mengatakan sangat bangga bisa menghadirkan keahlian dan komitmen untuk membantu Indonesia dalam mengurangi dampak sampah plastik.

Yi Guo yakin dampak sosial ekonominya akan bermanfaat bagi masyarakat Kendal dan sekitarnya.

“Kami sangat bangga karena bisa menghadirkan keahlian dan komitmen untuk membantu negara ini dalam mengurangi dampak sampah plastik. Dan saya yakin dampak sosial ekonominya akan bermanfaat bagi masyarakat Kendal dan sekitarnya,” kata Direktur ALBA Group Asia, Yi Guo.

Dengan pengetahuan teknologi, keunggulan operasional, penjualan global dan kemampuan pemasaran ALBA Group Asia, yakin bahwa fasilitas rPET baru yang mendukung ekonomi sirkuler ini memberikan manfaat jangka panjang dan dampak positif terhadap kelestarian lingkungan di Indonesia termasuk terciptanya lapangan pekerjaan hijau baru.

“Pengetahuan teknologi, keunggulan operasional, penjualan global dan kemampuan pemasaran ALBA Group Asia, saya yakin bahwa fasilitas rPET baru yang mendukung ekonomi sirkuler ini bisa memberikan manfaat jangka panjang dan dampak positif terhadap kelestarian lingkungan di Indonesia termasuk terciptanya lapangan pekerjaan hijau baru,” pungkasnya. (REN)

Back to top button