Indosat Gandeng UNDIP Wujudkan Digitalisasi Konservasi Mangrove

inilahjateng.com (Semarang) – Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) melanjutkan komitmennya dalam melestarikan lingkungan melalui program Digitalisasi Konservasi Mangrove.
Kali ini IOH menggandeng Global System for Mobile Communication Association (GSMA) dan Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang.
Director and Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison, Muhammad Buldansyah mengatakan program ini merupakan salah satu wujud dukungan terhadap konservasi mangrove di wilayah pesisir dengan memanfaatkan teknologi IoT untuk mengantisipasi dampak abrasi di pantai utara Jawa.
Ia mengatakan isu perubahan iklim menjadi perhatian global karena dampaknya yang signifikan di seluruh dunia.
Khusus di daerah pantai utara Jawa, pihaknya melihat bahwa abrasi kini telah menyebabkan banyak wilayah pesisir terendam, termasuk lahan produktif.
Oleh karena itu, lewat program Digitalisasi Konservasi Mangrove di Semarang ini, Indosat berkomitmen mendukung upaya pengendalian abrasi lewat pelestarian vegetasi pantai utara Jawa.
“Program ini turut melibatkan sivitas akademika dari Undip, dalam rangka mendorong kolaborasi antara pihak akademisi dengan praktisi bidang teknologi. Langkah ini sejalan dengan transformasi Indosat dari perusahaan telekomunikasi (TelCo) ke perusahaan teknologi (TechCo),” katanya usai launching Digitalisasi Konservasi Mangrove di Auditorium FEB Undip, Senin (27/5/2024).
Melalui kolaborasi ini, Indosat menghadirkan solusi Internet of Things (IoT) berupa teknologi Silvo-fishery.
Teknologi ini merupakan pengembangan sistem akuakultur yang menggabungkan teknologi perikanan dengan penanaman mangrove, dan turut dilengkapi dengan sistem manajemen yang mampu mengurangi dampak pada lingkungan.
Dengan teknologi Silvo-fishery, Indosat mengandalkan kekuatan IoT-nya untuk memonitor kualitas air dan produktivitas tambak perikanan, sekaligus melestarikan ekositem mangrove di dalamnya.
Sebagai informasi, mengutip data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia memegang peran kunci dalam pelestarian lingkungan sekitar 23 persen dari total tanaman mangrove dunia, atau setara dengan 3,5 juta hektar.
Ekosistem ini memberikan manfaat penting bagi kehidupan manusia dan lingkungan, di antaranya sebagai habitat bagi berbagai biota laut, perlindungan pantai dari abrasi, dan penyerapan karbon dengan potensial 4-5 kali lipat lebih besar dari hutan daratan.
“Ini inisiatif Indosat dan menjadi penting sebagai upaya bersama dalam melindungi dan memanfaatkan ekosistem mangrove secara berkelanjutan,” jelasnya.
Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro, Prof. Ir. Tri Winarni Agustini, M.Sc., Ph.D menyambut baik kolaborasi dengan Indosat untuk melestarikan ekosistem mangrove di pesisir utara Pulau Jawa.
Menurutnya, topik ini memang menjadi salah satu fokus penelitian di Universitas Diponegoro, khususnya di FPIK.
Undip sendiri memiliki sejumlah pakar terkait konservasi mangrove dan FPIK yang siap mendukung penerapan IoT Indosat, termasuk analisis data serta penentuan lokasi program di area tambak desa Morodemak seluas satu hektar.
“Kami harap dengan kolaborasi ini, pelaksanaan program Digitalisasi Konservasi Mangrove dapat berjalan secara efektif dan optimal, sehingga memberikan dampak positif yang sebesar-besarnya, tidak hanya bagi pelestarian lingkungan, tapi juga bagi peningkatan perekonomian masyarakat pesisir utara Pulau Jawa,” kata Winarni.
Setelah berjalan di Banda Aceh dan Semarang, Indosat menargetkan program Digitalisasi Konservasi Mangrove akan dilanjutkan di Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat pada tahun ini.
Kolaborasi dengan universitas setempat menjadi salah satu fokus utama Indosat dalam mendukung terciptanya pusat riset dan inovasi unggulan yang diperkuat oleh sumber daya manusia lokal berkualitas.
Tidak hanya memperkuat peran teknologi, tetapi juga memastikan bahwa solusi yang dikembangkan didukung oleh pengetahuan ilmiah dan pemahaman mendalam tentang lingkungan setempat.
Hal ini sejalan dengan misi Indosat dalam menghubungkan dan memberdayakan masyarakat Indonesia.
Digitalisasi Konservasi Mangrove merupakan kelanjutan dari program Tanam Oksigen yang telah diluncurkan perusahaan, yang didedikasikan untuk mencegah punahnya udara bersih akibat masifnya emisi karbon dioksida.
Indosat telah memulai inisiasi secara internal yang melibatkan kayawan perusahaan untuk berperan aktif dalam penanaman mangrove secara digital.
Bagi masyarakat umum yang ingin berkontribusi, dapat berpartisipasi langsung melalui ioh.co.id/tanamoksigen dengan melakukan pembelian bibit mangrove.
Upaya bersama ini sejalan dengan tujuan besar perusahaan, dalam memberdayakan Indonesia melalui teknologi. (LDY)