Pikat Wastra Nusantara, Ajang Kenalkan Fashion Anak Muda

inilahjateng.com (Semarang) – Pikat Wastra Nusantara yang digelar desainer Indonesia Samuel Watimena di Gedung Oudetrap dan menjadi satu rangkaian kegiatan dalam rangka Festival Kota Lama 2024.
Dalam pameran kali ini, Samuel menampilkan 8 busana rancangannya yang bertema environment friendly and suistanability.
Tema tersebut diambil karena ia ingin menunjukkan jika baju-baju berbahan sisa yang diolah dan menggunakan pewarnaan alam bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat di dunia fashion.
“Konsepnya adalah saya ingin mengingatkan kembali kepada teman-teman di Semarang bahwa fashion ini juga bagian dari kehidupan keseharian masyarakat. Karena itu saya membuat pameran kecil mengenai environment friendly and suistanability. Jadi bahan yang pake bahan sisa dan semua warna alam,” kata Samuel disela-sela acara fashion show di Gedung Oudetrap Kota Lama, Kamis (12/9/2024).
Pameran fashion yang melibatkan delapan desainer se Indonesia dan UMKM serta IKM fashion ini dirasa sangat penting ditengah gempuran produk fashion asing.
“Kita tahu saat ini semua anak muda tahu fashion Korea tapi apakah mereka tahu batik dari Bantul, Kendal dan lainnya. Mayoritas tidak tahu tapi bukan salah mereka karena orang fashion tidak menyosialisasikan ke mereka. Jadi itu adalah pekerjaan bersama, salah satunya lewat acara ini,” terangnya.
Melalui Pikat Wastra Nusantara, Samuel ingin mengenalkan fashion dengan cara yang singkat dan nge-pop.
Bahkan busana-busana tersebut bisa dipakai sehari-hari baik acara formal maupun non-formal.
Ia berharap kegiatan mengenalkan fashion daerah ini bisa menjadi salah satu upaya menjadikan Semarang sebagai Kota Fashion.
“Jadi kota fashion adalah sebuah proses dan ini mulai dari sini,” tuturnya.
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu turut hadir dalam pameran Pikat Wastra Nusantara.
Ia mengapresiasi pameran yang diinisiasi oleh Samuel Watimena yang juga merupakan anggota DPR RI terpilih tahun 2024-2029.
“Ini awal permulaan Mas Samuel untuk berkiprah di dapilnya. Yang menjadi unggulan dari beliau adalah profesinya sebagai desainer sehingga kami berharap beliau bisa membuat dan melakukan pendampingan kepada UMKM,” kata Ita, sapaan akrabnya.
Ita melihat dalam Pikat Wastra Nusantara ini tidak hanya mempertunjukkan peragaan busana para desainer, tapi juga menggandeng pelaku UMKM dan IKM untuk mengenalkan produk-produk mereka baik kuliner, fashion hingga kriya.
“Harapannya ini permulaan UMKM dan IKM di Kota Semarang bisa melesat dan menjadi UMKM naik kelas,” tuturnya.
Ita melihat saat ini pelaku UMKM dan IKM di Kota Semarang sudah banyak mengalami perkembangan.
Sehingga ia berharap masyarakat juga bisa ikut mempromosikan produk UMKM karena dinilai tidak kalah dengan kota lain.
“Saat ini banyak produk UMKM dan IKM yang semakin bagus misalnya yang dari ecoprint itu dulu saya lihat masih belum halus tapi sekarang lebih halus dan bagus dan untuk harga terjangkau untuk masyarakat,” paparnya.
Ita berharap, Semarang bisa benar-benar menjadi Kota Fashion dan tidak kalah dengan kota besar lainnya seperti Jakarta dan Bandungz
“PR nya Semarang harus bisa benar-benar menjadi kota fashion. Dulu 2015 sudah dicanangkan Kota Fashion tapi tidak berkembang. Sehingga nantinya tidak hanya Jakarta Fashion Week tapi juga ada Semarang Fashion Week,” pungkasnya. (LDY)