Sejarah Pendirian HMI Tertuang Dalam Film “Lafran”

inilahjateng.com (Semarang) – Korps Alumni Himpunam Mahasiswa Islam (KAHMI) menggelar nonton bareng film “Lafran” dengan mengundang anak-anak muda di Kota Semarang.
Film Lafran bercerita tentang kisah Lafran Pane yakni pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Lafran Pane sendiri ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Dalam film inj menceritakan tentang sosok kekuatan tokoh Lafran Pane dan sejarah berdirinya HMI.
Koordinator Presidium KAHMI Nasional, Ahmad Doli Kurnia Tanjung mengatakan film Lafran akan diputar diseluruh bioskop di tanah air mulai 20 Juni.
Sebelum film diputar, KAHMI menggelar roadshow pemutaran film Lafran di 35 kota/kabupaten se Indonesia.
Kota Semarang menjadi yang keempat dalam roadshow film Lapfra setelah Lampung, Padang dan Medan.
“Masih ada 31 kota lagi yang akan kita datangi. Harapannya setiap kota bisa kami undang sampai 1000 orang jadi 35.000 totalnya dan berharap 20 Juni bisa 1-1,5 juta orang yang menonton,” ungkap Doli saat nobar Film Lafran di Cinepolis Cinema Java Mall Semarang, Sabtu (18/5/2024).
Ia mengatakan film Lafran bagi keluarga besar HMI fan KAHMI menjadi salah satu hal yang penting.
Pasalnya, film ini juga bercerita tentang Indonesia dan umat Islam yang mayoritas ada di negeri ini.
“Film ini penting untuk kami dan bangsa Indonesia. Bagaimana bangsa ini menjadi bangsa yang besar kalau kita bisa memadukan keindonesiaan dan keislaman karena masyarakat Indonesia ini mayoritas Islam,” paparnya.
Koordinator Presidium Majelis Wilayah KAHMI Jawa Tengah, Masrifan Jamil menjelaskan Lafran Pane berasal dari Sumatera Barat san merupakan tokoh yang kental akan keagamaan.
Namun ia prihatin melihat mahasiswa Islam yang terkotak-kotak kala itu.
“Pak Lafran ingin Islam itu satu ya Indoensia sehingga mendirikan Himpunan Mahasiswa Islam dan ini diakui karena berhasil menyumbangkan kader-kadernya untuk Indoensia,” ucapnya.
Melalui film ini ia berharap generasi muda bisa menegakkan etos perjuangan dengan kinerja dan prestasi yang bagus.
Sehingga Indonesia tidak dibawa ke alam Liberalisme.
“Jangan sampai generasi muda terbawa ke arus Liberalisme, tapi harus bisa membangun Indonesia,” pungkasnya. (LDY)