UNESCO Tetapkan Budaya Sehat Jamu sebagai WBTb, Ini Kata Direktur Sido Muncul

inilahjateng.com (Jakarta) – Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul TBk Irwan Hidayat menyambut baik penetapan Budaya Sehat Jamu sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) oleh UNESCO.
Tidak hanya menyambut, Irwan juga mengaku senang dan bangga karena budaya minum jamu diakui dunia.
“Tentu saya sangat bangga karena budaya minum jamu diakui dunia dengan penerapan WBTb oleh UNESCO. Sebagai seorang pengusaha jamu di Indonesia saya sangat senang karena yang dihargai adalah cara bagaimana orang Indonesia menjadi sehat dengan meminum jamu,” ujar Irwan Hidayat dalam keterangannya, Minggu (10/12/2023).
Menurut Irwan Hidayat, pengakuan UNESCO merupakan penghargaan yang luar biasa. Ia turut bangga dan berterima kasih kepada Gabungan Pengusaha (GP) Jamu Indonesia, pemerintah dan semua pihak yang terlibat, sehingga Budaya Sehat Jamu diakui di kancah internasional.
“Hasil yang didapat ini adalah upaya dari semua pihak, GP Jamu dan seluruh anggotanya. Saya termasuk yang berterima kasih dan berbangga kepada GP Jamu,” ucapnya.
“Yang diakui bukan jamunya, atau kerisnya, tapi budaya minum jamunya, budaya sehat. Jadi berarti dunia mengakui bahwa jamu itu menyehatkan, bisa untuk obat. Ini pengakuannya UNESCO, maka itu sangat berarti,” imbuhnya.
Lebih lanjut Irwan menilai pengakuan dari UNESCO akan menumbuhkan kepercayaan masyarakat Indonesia dan dunia.
Oleh karena itu, menurutnya pemerintah harus lebih memikirkan tentang jamu masuk dalam sistem pengobatan.
Selain itu, Irwan menyatakan Sido Muncul sudah siap dengan proses produksinya yang sesuai standar dengan berbagai sertifikasi serta menjaga agar produk tidak mengandung bahan-bahan berbahaya ataupun terlarang.
Karena yang dihargai ini budaya sehatnya, Irwan mengajak stakeholder lainnya melakukan action.
“Pemerintah harus melihat ini sebagai sebuah peluang. Bagaimana membuat jamu ini bisa sejajar di dalam sistem pengobatan formal,” tuturnya.
Irwan juga berharap para dokter dapat berpartisipasi agar jamu bisa menjadi lebih maju, sehingga lebih bermanfaat bagi masyarakat.
Sementara dari akademisi, Irwan berharap partisipasi di dunia farmasi, peneliti dan kedokteran agar berperan aktif supaya pengakuan tersebut bisa dimajukan. Para akademisi dapat mempelajari bahan-bahan baku di fakultas kedokteran.
Sedangkan bagi pengusaha, Irwan menilai hal ini merupakan sebuah kesempatan yang luar biasa.
“Pengusaha dapat menyambut momentum ini dengan membuat produk yang lebih baik,” pungkas Irwan. (RED)